Anak pulang terlambat
Suatu hari seorang ibu agak gelisah karena anaknya yang perempuan pulang kerja agak
terlembat. Daripada curiga atau su-uzdzon, siibu malah solat dan berdo’a: “Ya Allah! Engkau yang
Maha Mengetahui segala sesuatu, segala rahasia
yang ada di alam ini. Engkau tahu apa yang terjadi pada anak saya. Saya tidak mau buruk
sangka, maka, ya Allah jagalah dia, janganlah saya dipisahkan denganya.” Baru saja selesai siibu
itu berdo’a, terdengar suara telepon mendering,
“Ibu maaf saya hari ini pu-langnya agak lambat, karena ada lembur (overtime), sebentar lagi saya
pulang bu!.” Demikian terdengar suara anaknya.Itulah yang disebut dengan suara hati atau kontak
batin. Siapa yang menghubungkan perasaan ibu yang gelisah itu kepada anaknya?. Adalah Allah
yang mendengar do’a ibunya yang tidak suudzon itu. Itulah diantara keuntungan berhusnuzdzon
(baik sangka) kepada Allah dan kepada orang lain.
Contoh-contoh di atas dapat menjadi pelajaran bagi kita agar berhusnudzon terhadap sesuatu
hal.
Sekarang ini kita hidup pada zaman yang sulit, penuh kerusakan dan fitnah. Kita hidup pada
zaman yang orang-orangnya hidup dengan penuh kontradiksi, kecuali insan-insan yang Allah
berikan rahmat-Nya kepadanya (yang akan terlindung dari fitnah ini). Kontradiksi, yang kini
sebagian orang dari umat ini sudah terbiasa bergaul dan hidup dengannya, telah
menjerumuskan mereka ke dalam ketidakpahaman. Bahkan menjerumuskan ke
dalam pemahaman yang keliru dan terbalik Karena, apabila ketidakpahaman sebagai suatu
kesalahan yang ringan, maka pemahaman yang keliru dan terbalik adalah kesalahan yang berlipat
ganda dan fatal. Akhirnya, jatuhlah manusia kedalam kejahilan (kebodohan), yang pada
hakikatnya berasal dari diri mereka sendiri.
Namun, kemudian mereka putar-balikkan, mereka tuduhkan dan mereka lontarkan kepada orang lain.
Comments
Post a Comment
Berkomentarlah secara arif, menjadikan Anda manusia Arif